Pantai Gatra, Surga Kecil di Malang Selatan
Kota Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Banyak destinasi wisata menarik mesti dikunjungi ketika kita mampir ke sana, terutama di daerah Batu. Tapi untuk kali ini saya tidak akan ke Batu, melainkan akan mampir ke tempat keren di selatan kota Malang, nama Clungup Mangrove Conservation. Seberapa keren sih pantai-pantai di sana? Let's go!
Lama perjalanan dari Surabaya ke Malang kira-kira 3 jam perjalanan. Dari Malang ke pantai yang akan saya datangi memakan waktu kurang lebih 3-4 jam perjalanan. Lumayan lama emang, but it's okay lah.
Sepanjang perjalanan mendung betah banget nempel di langit. Sempat kepikiran juga sih, nanti kalo di pantai ujan jadi ngga asik dong? Dan sayangnya keberuntungan juga kurang berpihak pada kami waktu itu. Apesnya semua planning yang sudah direncanakan berantakan karena perjalanan macet banget begitu keluar dari tol. Kami lupa saat ke sana bertepatan dengan libur long weekend. Jadi kondisi lalulintas saat itu benar-benar-benar padat merayap, dan itu membuat kami baru tiba di kota Malang pada sore hari. Ditambah lagi, belum mempersiapkan peralatan camping untuk bermalam di sana.
Tapi tenang aja, sedikit info buat kalian yang mengalami kondisi seperti ini. Ngga perlu khawatir karena pengurus Pantai Gatra bisa menyiapkan peralatan camping di sana. Jadi ngga perlu repot-repot membawa tenda, matras dan peralatan lainnya untuk bermalam.
Tempat pertama yang akan kita kunjungi adalah Pantai Gatra. Pantai itu biasa dipakai buat camping. Pantai Gatra terletak di Dusun Sendang Biru, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang. Dari Malang kita menuju ke arah Turen lalu mengikuti petunjuk arah ke pantai Sendang Biru. Sebelum bank BRI belok kanan masuk ke setapak kecil. Tapi jalannya cukup kok untuk mobil.
Jalan yang menanjak dan berkelok-kelok sempat membuat kesulitan teman kami yang membawa mobil saat itu. Belum lagi untuk sampai kesana kita mesti beberapa kali melewati kawasan hutan yang luas dan perkampungan warga. Setelah sekian lama dag dig dug menerobos hutan dan kabut malam, akhirnya sampai juga kami di tempat tujuan. Greget banget malam-malam nerobos hutan buat ke pantai yang katanya super cantik.
Perjalanan masih belum selesai. Untuk sampai di pantai dan area camp nya, kita harus trekking dan melalui 2 pos. Ada dua opsi untuk sampai di pos pertama, yaitu dengan berjalan kaki kurang lebih 30 menit, atau menggunakan ojek. Dan terpilihlah opsi yang ke dua dengan menyewa ojek. Mengingat hari sudah malam dan badan sudah capek karena seharian terjebak macet di jalan.
Dari tempat parkir mobil menuju pos pertama kurang lebih membutuhkan waktu 10 menit jika ditempuh menggunakan ojek. Karena kebetulan ojeknya tinggal 1, jadi kami harus bergantian untuk menuju ke pos pertama. Tukang ojeknya sadis, bisa boncengin 2 orang sekaligus plus bawaan tas yang gede-gede. Padahal jalannya off road banget dan licin karena habis hujan.
Dari pos pertama kita harus berjalan lagi kurang lebih 10-15 menit untuk sampai di pos registrasi. Di pos registrasi semua barang bawaan yang berpotensi menimbulkan sampah akan dicatat oleh pengelola untuk dibawa kembali pulangnya sehingga tidak mengotori pantai. Dan jika melanggar, akan dikenakan sanksi tegas atau denda sebesar 200 ribu per item sampah. Pengelola Pantai Gatra tidak main-main dengan masalah sampah yang saat ini selalu jadi permasalahan utama diberbagai tempat. Dan ini yang bener-bener bikin saya salut. Baru pernah saya mengunjungi pantai yang seperti ini. Dan semoga saja semua pantai, gunung bahkan tempat lain bisa menerapkan peraturan seperti ini. Mengingat masalah sampah di Indonesia sudah cukup memprihatinkan.
Setelah selesai mencatat barang bawaan kami, pihak pengelola pantai menawarkan kami untuk mengunjungi Pantai Tiga Warna. Untuk ke sana kita diharuskan membayar 100 ribu per kelompok untuk menyewa guide yang akan mengantarkan kami ke sana. Katanya untuk ke Pantai Tiga Warna kita harus reservasi dulu beberapa waktu sebelumnya. Tapi kali ini kita malah langsung ditawari untuk ke sana tanpa reservasi terlebih dahulu. Ya jelas kami langsung bilang mau dong.
Setelah semua urusan registrasi beres barulah kita kembali trekking dimalam hari untuk mencapai ke camp area di tepi Pantai Gatra. Dan ini yang paling seru buatku, untuk sampai ke pantai kita harus menerobos gelapnya malam hanya dengan mengandalkan flash handphone dan juga melewati aliran sungai kecil di kawasan mangrove. Sungainya dangkal, paling sebatas mata kaki kedalamannya. Banyak ikan yang berenang juga di sungai itu.
Keren! Seru tapi juga horor.
Sebelum sampai di pantai Gatra, kami juga melewati Pantai Clungup. Tapi berhubung gelap dan sudah larut malam, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Gatra. Mungkin besoknya kalo masih ada waktu bisa mampir ke Pantai Clungup.
Sampai di pantai kami langsung mencari tenda yang kami sewa untuk beristirahat dan juga makan malam.
Pagi harinya setelah sholat subuh, kami semua langsung mandi dan bersiap-siap untuk menuju ke pantai Tiga Warna. Dan 1 hal yang baru aku sadari, kebersihan di pantai ini benar-benar terjaga. Toilet umum bersih. Begitu juga dengan mushola. Tidak ada sedikitpun sampah tergeletak di jalan setapak ataupun kawasan pantainya, kecuali sampah dedauan yang jatuh terbawa angin.
![]() |
| Bersih banget |
![]() |
| Pantai Gatra |
| Ada gugusan pulau kecil di tengah |
![]() |
| Pasir putihnya halus |
Pantai ini terlihat eksotis dengan adanya gugusan bukit yang menyerupai pulau-pulau kecil di tengah pantai. Tidak heran kalo banyak orang yang menyebut kalo pantai Gatra ini adalah Raja Ampat nya Jawa Timur. Pasir putih yang lembut dan ombak yang tidak begitu besar membuat saya betah berlama-lama di sana. Belum lagi pantainya yang super bersih, membuat pengunjung males untuk pulang.
Di sini kita bisa snorkling atau menikmati keindahan pantainya menggunakan kano. Bagi yang gemar ber-kano ria, wajib buat mencoba bermain kano dan menyeberang ke pulau kecil di tengah pantai. Kalo saya mah cukup duduk dan mengabadikan keindahan pantainya sambil sesekali melamun.
Kira-kira jam 06.00 pagi guide kami datang untuk menjemput ke Pantai Tiga Warna. Untuk sampai ke sana lagi-lagi kita harus trekking sekitar 25-30 menit melewati kebun dan juga kawasan mangrove. Rimbunnya pohon dijamin ngga bakal bikin kita kepanasan selama perjalanan.
![]() |
| Pantai Tiga Warna |
Air pantainya kelihatan hijau
| Pantai Tiga Warna |
Pantainya indah banget. Pertama kali menginjakkan kaki disana, saya bengong. Saya belum pernah ke pantai secantik ini. Hampir sama dengan pantai Gatra, pantai ini juga dihiasi gugusan pulau-pulau kecil di tengah pantainya. Yang membedakan pantai ini dengan pantai Gatra adalah pengunjung hanya di beri waktu 2 jam untuk menikmati keindahan pantai Tiga Warna ini. Dan pihak pengelola juga sengaja membatasi jumlah kuota pengunjung per harinya. Hal itu dilakukan untuk menjaga kelestarian alam dan ekosistem bawah laut pantai Tiga Warna.
Di pantai ini kita bisa menikmati keindahan alam bawah lautnya dengan snorkling. Tidak perlu khawatir, karena pihak pengelola juga menyewakan alat snorkling di sana.
Sekedar informasi, nama Tiga Warna diambil dari warna gradasi air pantainya yang menunjukkan kedalaman daerah pantai yang dangkal, menengah yang biasa digunakan untuk snorkling, dan juga bagian dalam.
Buatku pribadi kedua pantai ini benar-benar recommended buat para penggemar plesiran atau mungkin hanya untuk sekedar melepas penat di sela-sela padatnya aktifitas kerja.
Seiring banyaknya informasi mengenai pantai ini, pasti akan semakin banyak pengunjung yang berkunjung ke sana. Karena itu tolong jaga kelestarian dan kebersihan pantai yang sudah terjaga dan terawat dengan sangat baik ini jangan sampai rusak oleh tangan-tangan usil.
Tapi sayangnya saat pulang kami tidak sempat mampir ke pantai Clungup. It's okay lah, next time bakal mampir lagi ke sini buat kesana.
Selamat jalan-jalan ^^






Komentar
Posting Komentar